Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembelajaran jarakJauh Dalam Era Digital

 

Akhir akhir ini kata PJJ atau BDR sering terdengar di telinga kita. lalu apakah itu PJJ dan BDR?

PJJ merupakan singkatan dari Pembelajaran Jarak Jauh, sedangkan BDR merupakan Singkatan dari Belajar Dari Rumah, dua duanya merupakan aktifitas belajar yang dilaksanakan selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Banyak kendala yang dihadapi oleh sekolah namun kendala tersebut bukan merupakan suatu alasan untuk kemudian meniadakan kegiatan PJJ atau BDR. 


Kendala dalam PJJ atau BDR

1. Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola PJJ

Dalam pelaksanaan PJJ, peran guru merupakan yang utama, sukses tidaknya kegiatan pembelajaran jarak jauh sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru mengelola PJJ di kelasnya, walaupun masih ada faktor lain yang menentukan keberhasilan kegiatan PJJ. seperti akses internet dan sarana prasarana pendukung.

2. Kurangnya Akses Internet Bagi Guru dan Siswa

Dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh maka Guru dan Siswa perlu menambah alokasi dana pengeluaran untuk membeli pulsa atau paket data internet. Alokasi anggaran ini tidaklah sedikit mengingat harga paket data di Indonesia masih sangat Mahal. Perlu terobosan dari pemerintah untuk mengurangi beban guru dan Siswa ini. Alhamdullilah, Kemedibud sudah meresponnya dengan mengalokasikan Anggaran untuk Bantuan Pulsa atau paket data bagi siswa dan guru yang pendataannya sudah dimulai pada bulan Agustus 2020 ini.

3. Keterbatasana Kepemilikan Gawai atau Sarana untuk Akses Materi Pembelajaran Jarak Jauh

Beberapa aplikasi pembelajaran jarak jauh yang digunakan oleh guru dan siswa memerlukan spesifikasi smartphone tertentu untuk mengaksesnya dengan lancar. hal ini menimbulkan masalah karena beberapa dari siswa ataupun guru masih menggunakan perangkat komunikasi model lama yang tidak mendukung penggunaan aplikasi pembelajaran jarak jauh yang digunakan.

Tips menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh

Merangkum dari halaman Sahabat Keluarga Kemendikbud, (Jumat 8  Mei 2020) dan Kompas.com (9 Mei 2020) Mendikbud memberikan Tips bagi para guru untuk menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh

1. Keluar dari Zona Nyaman

Nadiem menyebut, cara terbaik untuk belajar suatu hal baru adalah keluar dari zona. 

"Itu satu-satunya cara untuk memperbaiki diri,"

Tegas Mas Nadiem dalam program Belajar dari Covid-19 pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2020, Jakarta, Sabtu (2/5/2020) lalu. Sehingga, guru disarankan untuk beradaptasi menemukan metode pengajaran terbaik untuk para siswa, dan tak lagi terpaku pada metode yang selama ini digunakan di sekolah.

2. Membagi Kelas Menjadi Kelompok yang lebih kecil

Tidak semua murid punya level kompetensi yang sama, yang unggul di satu bidang belum tentu unggul di bidang yang lain. Karena itu, Nadiem menyerukan agar guru membentuk kelompok anak sesuai dengan kompetensinya. Baca juga: 10 Politeknik Negeri Ini Masih Buka Pendaftaran, Subsidi Uang Kuliah 

"Cobalah membagi kelompok belajar berdasarkan kompetensi yang sama," 

kata menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju ini.

3. Mencoba Project Based Learning

Saran selanjutnya ialah para guru dapat mencoba project based learning. Menurut Nadiem, belajar dari rumah bukan berarti harus belajar sendiri. Ajak murid untuk belajar berkolaborasi dengan teman-temannya di dalam suatu grup melalui project based learning ini. Walau tidak akan langsung lancar, tetapi guru harus mulai mencoba. 

"Ini melatih empati mereka dan juga kemampuan mereka untuk mendorong satu sama lain. Dan secara otomatis, asas gotong-royong mereka terbentuk," 

Lebih lanjut Nadiem berpesan, 

"Jangan meremehkan kemampuan anak untuk mengatur dirinya jika mereka saling tergantung dengan murid lainnya."

Project Based Learning

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan.

Karakteristik Project Based Learning memiliki karakteristik yang membedakan model yang lain. Karakteristik tersebut, antara lain : 

Karakteristik Project Based Learning memiliki karakteristik yang membedakan model yang lain. Karakteristik tersebut, antara lain :

1. Centrality

Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.

2. Driving question

Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.

3. Constructive Investigation

Pada project based learning, siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri (guru sebagai fasilitator).

4. Autonomy

Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem solver dari masalah yang dibahas.

5. Realisme

Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan sikap professional.

Lebih lanjut tentang Project Based Learning ini akan kami bahas pada artikel selanjutnya. Terimakasih sudah mampir dan membaca postingan ini.

Post a Comment for "Pembelajaran jarakJauh Dalam Era Digital"